Saturday, March 13, 2010

Generasi Unggul dengan Otak Tengah

[ Minggu, 14 Maret 2010 ]

AKTIVASI otak tengah adalah fenomena baru di Indonesia. Kurang lebih enam bulan lalu, aktivasi otak tengah untuk anak usia lima hingga lima belas tahun mulai meramaikan workshop edukasi dan perkembangan otak anak. Inikah cara instan menjadikan anak Anda genius dan ''hebat''?

Di Malaysia, otak tengah dikenal sejak lima tahun lalu. Bahkan oleh pemerintah Malaysia, aktivasi otak tengah langsung direspons positif, terkait pengembangan pendidikan anak-anak. Sedangkan di Indonesia, aktivasi otak tengah dikenalkan David Ting dari negeri jiran.

Sementara di Jepang, sudah lebih dari 40 tahun silam aktivasi otak tengah telah teruji dan terbukti. Namun, Negeri Sakura itu tidak membuka rahasia teknik aktivasi ke publik di luar Jepang.

Pembedaan adanya otak kiri dan otak kanan umum kita kenal. Otak kiri dikenal berperan pada logika, pembelajaran bahasa, angka, tulisan, dan hitungan. Sedangkan otak kanan berperan pada daya kreativitas, imajinasi, dan lainnya. Nah, otak tengah (mesencephalon) berfungsi sebagai jembatan penghubung antara otak kanan dan otak kiri. Selain itu, otak tengah berfungsi sebagai keseimbangan.

Otak tengah juga diyakini sebagai perkembangan pertama dalam pertumbuhan janin. Otak tengah adalah bagian terkecil dari otak yang berfungsi seperti stasiun relai untuk informasi pendengaran dan penglihatan. Otak tengah juga berperan untuk meningkatkan kemampuan mengasihi orang lain.

Otak tengah tidak saja bisa diaktifkan secara ''manual'', tapi juga aktif secara alami. Orang-orang yang otak tengahnya aktif secara alami biasanya disebut orang-orang dengan kemampuan luar biasa. Misalnya, tunalnetra yang bisa ''melihat'' dimungkinkan otak tengahnya aktif secara alami.

Otak tengah sudah lama masuk ranah penelitian medis kedokteran. Penelitian otak tengah berhubungan dengan frekuensi gelombang otak (alpha hingga tetha) yang dikenal bisa mengondisi tubuh manusia menjadi rileks dan nyaman.

Sesuai penamaan, otak tengah terletak di posisi tengah di antara otak kiri dan kanan. Otak tengah mendominasi perkembangan otak secara keseluruhan. Di dalam kandungan, ukuran otak tengah, jika dibandingkan dengan bagian otak lain, paling dominan. Bahkan, bayi dalam kandungan diduga dapat melihat keluar rahim ibunya lewat perantara otak tengah (hlm 79-80).

Metode mengaktifkan otak tengah oleh GMC (Genius Mind Consultancy) itu dilakukan dengan komputerisasi, bermain, dan mendengarkan suara. Penulis buku ini meyakini keberhasilan pengaktifannya hingga 90 persen.

Dalam buku ini, Hartono menyebutkan, bila otak tengah telah diaktifkan, daya konsentrasi akan meningkat, kemampuan fisik dalam olahraga akan berkembang, otak kanan dan kiri lebih seimbang, ada keseimbangan hormon, serta daya intuisi meningkat. Terkait mental anak, manfaat secara umum otak tengah, anak yang hiperaktif bisa duduk dengan tenang. Anak yang diam menjadi lebih aktif.

Efek-efek yang ditimbulkan setelah otak tengah diaktifkan bermacam-macam dan masing-masing anak tidak dapat disamakan. Misalnya, ada yang dominan dengan intuisinya, seperti bisa memprediksi kejadian masa mendatang, membaca warna dengan mata tertutup, dan sebagainya.

Ada efek ''ajaib'' yang ditimbulkan setelah otak tengah anak diaktifkan. Salah satunya bisa mendeteksi penyakit, menerima sinyal firasat, menebak kartu, mewarnai tanpa melihat, dan lainnya. Namun, efek di sini tidak dimaksudkan untuk mengarahkan anak menjadi pesulap atau cenayang. Sekali lagi metode tutup mata dimaksudkan untuk melatih otak tengah yang telah diaktifkan agar tidak tertidur lagi.

Hanya, mengapa otak tengah tidak diaktifkan saat usia anak 0 hingga 5 tahun atau di atas usia 15 tahun, tidak dijelaskan secara rinci. Hartono (penulis buku ini) mengatakan bahwa sangat mungkin setelah usia 15 tahun, otak tengah akan sulit diaktifkan.

Dalam buku ini juga tidak dipaparkan bagaimana cara mengaktifkan otak tengah secara khusus dan detail untuk mendapatkan gambaran yang terang. Untuk menutupi kekurangan itu, Hartono coba menunjukkan secara audiovisual lewat video penyerta dan alamat-alamat website pendukung informasi otak tengah. Dalam video tersebut, didokumentasikan demo anak-anak yang telah diaktifkan otak tengahnya. Selain itu, video penyerta berisi wawancara dan testimoni dari orang tua yang otak tengah anak-anaknya diaktifkan.

Informasi dalam buku ini menambah terobosan baru yang bersinggungan dengan dunia edukasi dan perkembangan kecerdasan anak. Namun, biaya aktivasi otak tengah yang relatif mahal bisa menjadi kendala di kalangan masyarakat menengah-bawah. Nah, semestinya, hasil penelitian yang sudah teruji dan terbukti itu direspons pemerintah, baik melalui departemen pendidikan nasional maupun dinas kesehatan. (*)

Judul Buku: Dahsyatnya Otak Tengah

Penulis: Hartono Sangkanparan

Penerbit : Visimedia

Cetakan: Pertama, 2010

Tebal: xvi + 148 halaman

*) Adi Baskoro, pembaca buku dan pemiliki blog rumahmatahari.com

Friday, March 12, 2010

Pemimpin Besar Dunia dan Kekuatan Kuncinya

Kamis, 11/3/2010 | 13:10 WIB

KOMPAS.com - Secara umum dikenal dua gaya leadership: inspirasional dan organisatoris. Jika Anda sudah mengenali karakter dari gaya kepemimpinan ini, saatnya menemukan tipe pemimpin. Anda bisa meniru tokoh yang sudah membuktikan kemampuannya dalam membangun bisnis ternama dan mendunia.

Coach Margetty Herwin, dalam seminar bertemakan leadership yang diselenggarakan oleh Event Management Indonesia dan iCOACH beberapa waktu lalu, menyebutkan 10 tipe pemimpin selevel presiden direktur, yang sukses dengan bisnisnya.

Tipe Inovator
Terdapat sejumlah nama yang termasuk tipe pemimpin kaya inovasi ini. Sebut saja Steve Jobs, Co-Founder, Chairman & CEO, Apple, Inc atau Mark Zuckerberg, Founder & CEO Facebook. Kedua nama ini memiliki gaya kepemimpinan yang serupa tapi tak sama. Satu-satunya kesamaan mereka adalah inovasi yang diciptakan, dan menghasilkan bisnis beraset besar.

* Mark Zuckerberg, pebisnis muda kelahiran New York, 1984
Gaya kepemimpinan: Perfeksionis, pendobrak, dan kreatif.
Kekuatan kunci: Menggabungkan kemampuan teknis yang tinggi, bidang TI, dengan komunitas sosial.
Keputusan besar: Drop out dari kampus dan menciptakan Facebook.

* Steve Jobs, lahir pada 1955 di San Fransisco
Gaya kepemimpinan: Visioner, kreatif dan mandiri, otokratik.
Kekuatan kunci: Memiliki pemahaman naluriah terkait terhadap teknologi.
Keputusan besar: Mengembangkan iPod dan iTunes.

Tipe Pionir
Michael Dell (CEO Dell Inc), lahir di Houston, 1965
Gaya kepemimpinan: Tidak egois, tidak mengeksklusifkan diri, melayani.
Kekuatan kunci: Berpikir lebih jauh ke depan dan tidak konvensional.
Keputusan besar: Menjual produk Dell dari pintu ke pintu.

Tipe Motivator
W. James McNerney, Jr (CEO The Boeing Company) lahir di Rhode Island, 1949
Gaya kepemimpinan: Inspirasional, penuh rasa ingin tahu, visioner, individu yang efektif.
Kekuatan kunci: Mampu maksimalkan potensi SDM-nya.
Keputusan besar: Bergabung dengan GE Asia dan menjadi mendunia karenanya.

Tipe Organizer
Fred Smith (pendiri, Chairman & CEO FEDEX), lahir di Mississippi, 1944
Gaya kepemimpinan: Visioner, berani mengambil risiko, ulet.
Kekuatan kunci: Jeli melihat peluang.
Keputusan besar: Menciptakan integrasi sistem pengiriman udara.

Tipe Ahli Strategi
Warren Buffet (pendiri, Chairman & CEO, Berkshire Hathaway) lahir di Omaha, 1930
Gaya kepemimpinan: Tak pernah berasumsi.
Kekuatan kunci: Cerdas membuat perhitungan bisnis.
Keputusan besar: Sukses mengenalkan bisnis portal (dotcom).

Tipe Membangun
Carlos Ghosn (President & CEO, Nissan & Renault), lahir di Porto Veho, Brazil, 1954
Gaya kepemimpinan: Menggunakan pendekatan langsung, mengubah masalah rumit menjadi solusi praktis.
Kekuatan kunci: Pengorganisasan, disiplin.
Keputusan besar: Melawan arus dalam merger antara Renault dengan Nissan.

Tipe Penilai
Jack Welch (Chairman & CEO General Electric) lahir di Massachussetts, 1935
Gaya kepemimpinan: Terus terang, tegas, fokus.
Kekuatan kunci: Lahir sebagai pemenang.
Keputusan besar: Pengurangan kerja dan divestasi.

Tipe Visioner
* Lew Frankfort (Chairman & CEO Coach Inc) lahir di New York, 1947
Gaya kepemimpinan: Teliti, bersemangat, berorientasi pada tujuan
Kekuatan kunci: Mengenalkan dan mengadaptasi teknik operasional pemerintahan dengan SOP dari Coach.
Keputusan besar: Merekrut Tommy Hilfiger sebagai desainer

* JW Marriott, Sr (pendiri & CEO Marriott Company) lahir di Marriott, Utah, 1900
Gaya kepemimpinan: Kokoh, sistematis, perfeksionis, perhatian.
Kekuatan kunci: Mengeksplorasi cara untuk ekspansi dalam mengubah dunia.
Keputusan besar: Menciptakan bisnis katering penerbangan udara.

Tipe Kontroversial
Rupert Murdoch (Chairman & CEO News Corp) lahir di Melbourne, Australia, 1931
Gaya kepemimpinan: Ambisius, terikat, tegas sebagai penentu.
Kekuatan kunci: Mengkombinasikan uang, relasi dan itikad untuk memberikan penentuan harga di pasar bebas.
Keputusan besar: Mempertahankan kontroling yang efektif di perusahaan media miliknya.

Tipe Penakluk Dunia
Howard Schultz (Chairman & CEO Starbucks)
Gaya kepemimpinan: Inspirasional, berpegang teguh, antusias, kharismatik.
Kekuatan kunci: Bakat marketing dan wawasan tentang peluang kesempatan.
Keputusan besar: Beralih dari kebijakan konvensional dalam menciptakan kopi yang mendunia.

C1-10

Editor: din